Recent Coment

Berlangganan

Diberdayakan oleh Blogger.

Affiliates

RSS

Tak tik tuk/mantanah jikar (mantennya jikar)



Jikar adalah sebuah kendaraan/sejenis gerobak yang di tarik oleh seekor sapi. Jikar biasanya di gunakan untuk mengangkut barang. Dulu masih sangat jarang kendaraan bermotor bahkan tidak ada kendaran seperti truk atau pick up untuk mengangkut batu dari gunung. Akhirnya orang-orang dulu memakai gerobak yang di tarik oleh sapi (jikar) untuk mengangkut mengangkut batu ke tomang (tungku) tempat pembakaran untuk mengubah batu menjadi kapur.
Dulu sangat banyak sekali orang yang mempunyai jikar, mereka memakai jikar untuk meringankan pekerjaan mereka. Dan untuk mensyukuri jikar dan hasil kerja mereka, mereka mengadakan acara besar-besaran setiap tahun tepatnya pada hari raya ketupa, tujuh hari setelah hari raya idul fitrih.
Disebut mantanah jikar ( mantennya jikar) karena semua jikar di dandani dan diberi hiasan, anak-anak yang duduk diatas jikar juga didandani seperti manten, setelah semua sudah di hias jikar-jikar dibawa keliling desa jaddih karena tradisi ini biasanya di adakan di jaddih. Jikar berjalan disepanjang jalan dijaddih semacam kirab, semua orang baik yang tua, muda, maupun yang masih anak-anak berbondong-bondong pergi untuk melihat mantanah jikar. Sejak pagi mereka sudah memedati tempat-tempat dipinggir jalan yang dilalui mantanah jikar, bukan hanya penduduk jaddih saja yang meramaikan tradisi ini tapi juga penduduk dari desa-desa tetangga juga datang, seperti desa bilaporah dan desa parseh.
Mantanah jikar ini adalah sebuah syukuran dan juga hiburan bagi masyarakat serta pemilik jikar itu sendiri karna bukan syukuran saja tapi juga ajang perlombaan jikar. Yang dimaksud perlombaan di sini bukan untuk mengadu kekuatan atau kecepatan sapi berlari tapi sebuah perlombaan untuk mencari jikar yang paling bagus hiasannya karena siapa yang hiasan jikarnya paling bagus dan menarik akan mendapatkan hadiah, maka dari itu para pemilik jikar saling berlomba-lomba agar jikarnya menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah.
Sejak adanya kendaraan yang bertenaga mesin, masyarakat mulai meninggalkan jikar dan lebih memilih tenaga mesin yang lebih mudah dan cepat. Sekarang jikar sudah tidak di gunakan lagi, apalagi sudah ada kendaraan bermesin seperti truk untuk mengangkut barang dan batu.
Jika jikar sudah tidak ada lagi/punah, bagaimana dengan tradisi mantanah jikar? Apakah tradisi itu sudah di tinggalkan oleh masyarakat?, jawabannya tidak, karna meskipun jikar sudah tidak ada lagi mereka tetap mengadakan tradisi itu setiap tahunnya, tapi bukan jikar yang mereka pakai melainkan dokar. Meskipun jikar sudah dig anti dokar, tradisi itu tetap di namakan “mantanah jikar”, karna meskipu jikar sudah tidak ada dokar masih ada sampai sekarang ini. Jika anda ingin menemukan dokar datanglah ke klobungan. Klobungan jalan masuk menuju desa Bilaporah, di sana masih banyak sekalli dokar-dokar sebagai alat transportasi, seperti alat transportasi bagi orang yang mau pergi ke pasar atau pulang dari pasar yang bawaan mereka banyak sekali sehingga tidak bisa di angkut dengan sepeda motor. Apalagi masyarakat bilaporah yany akan menjual salak hasil kebun mereka sendiri ke klobungan. Mereka masih sangat membutuhkan dokar sebagai kendaraan untuk mengangkut salak mereka yang jumlahnya berbak-bak.
Mantanah jikar mempunyai nama lain yaitu “tak tik tuk”, karna sebagian orang menyebut mantanah jikar dengan sebutan tak tik tuk. Kenapa di namakan tak tik tuk? Karna pada malam harinya sebelum besok pagi di mulai acaranya orang yang mempunyai jikar dan keluarganya serta tetangganya tidak tidur(le’ melle’) sambil menabuh sesuatu sehingga terdengar bunyi tak tik tuk. Dari bunyi tersebut kemudian sebagian orang menyebut tradisi ini dengan tak tik tuk.
Tidak lengkap rasanya jika hari raya ketupat tanpa tradisi ini. Meskipun tanpa jikar tradisi ini tetap di adakan. Tradisi ini menjelaskan bahwa masyarakat madura tidak hanya seorang masyarakat keras serta kejam seperti yang biasa di anggap oleh kebanyakan orang tapi merurupakan seorang yang komunikatif dan ramah serta senang menghibur diri dengan tradisi dan budaya yang ada sehingga tidak menyebabkan budaya di madura menjadi punah dan juga tidak menyebabkan madura kehilangan budaya.

   Madura adalah sebuah pulau yang memiliki banyak budaya, tradisi, adat dan kebiasaan. Setiap wilayah di Madura mempunyai tradisi-tradisi local yang masih banyak sekali orang-orang yang belum mengetahui tentang tradisi tersebut. Yang mereka ketahui hanyalah sebagian kecil tradisi-tradisi yang ada di Madura. Seperti kerapan sapid an rokat tase’. padahal jika kita lihat lebih dalam lagi, setiap desa memiliki tradi lebih dari satu bahkan puluhan tradisi yang masih belum di ketahui orang banyak.
            Kali ini saya akan memaparkan satu dari sekian banyak tradisi yang ada di Madura. Tradisi yang akan saya paparkan di sini merupakan tradisi yang ada di jaddih. Jaddih adalah sebuah desa yang letaknya berada di antara desa Bilaporah dan desa Parseh. Jaddih memiliki banyak tradisi, bukan hanya tradisi yang di miliki desa Jaddih tapi juga tempat-tempat yang sangat menarik, tapi saya hanya akan memaparkan salah sa tradisi yang sangat di senangi masyarakat Jaddih. Tradisi itu adalah “Mantanah jikar”. Tradisi ini biasa di adakan di desa jaddih salah satu desa yang ada di madura, tepatnya desa jaddih kecamatan socah kabupaten bangkalan. Tradisi ini tidak ada hubungannya dengan mistis atau upacara ritual, tradisi ini merupakan sebuah syukuran tentang keberadaan jikar yang di miliki masyarakat jaddih.
            Tadisi ini biasanya di adakan pada lebaran ketupat. Lebaran ketupat ini juga merupakan tradisi yang ada di madura, dan jarang sekali di temukan di luar madura, karna pada lebaran ketupat terdapat sebuah kebiasaan yang sangat unik yaitu budaya “ter-ater”. Ter-ater adalah sebuah tradisi masyarakat madura pada saat lebaran ketupat atau hajatan keagamaan lainnya serta pada saat ada syukuran. Ter-ater biasanya mengantarkan sebuah makanan siap saji kepada tetangga, kerabat, dan sanak keluarga di sekitar tapi ada juga yg di antarkan pada keluarga yang rumahnya jauh. Dengan adanya budaya ter-ater ini dapat mencerminkan bahwa masyarakat madura merupakan masyarakat yang dermawan, baik hati, dan memiliki solidaritas tinggi kepada sesama. Padahal budaya ini sering di anggap sepele dan biasa-biasa saja.
Terbukti dengan banyaknya tradisi serta budaya yang ada di madura ini kita dapat menyimpulkan bahwa madura sangat kaya dengan tradisi dan budaya. Sekarang tinggal bagaimana kita mempertahankan tradisi dan budaya tersebut agar tidak punah dan melestarikannya.
        Itulah sedikit cerita tentang tradisi mantanah jikar ini. Saya harap sesuatu yang telah saya tulis ini bermanfaat bagi masyarakat, khususnya para pembaca. Apabila ada kesalahan tentang apa yang telah saya tulis atau tentang bahasa saya yang menyinggung pembaca saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya juga sangat berharap apa yang telah saya tulis ini dapat sedikit menambah pengetahuan masyarakat yang sebelumnya tidak tau sedikitpun tentang tradisi-tradisi lokal yang ada di madura. Dan apabila setelah membaca artikel ini pembaca dapat mengetahui betapa unik dan menariknya tradisi di madura ini semoga kita semua bisa lebih menghargai tradisi apapun entah yang di ketahui masyarakat luas maupun masyarakat lokal saja. Serta lebih melestarikan tradisi di madura ini. Selain itu kita harus bangga terhadap tradisi yang masih di ketahui msyarakat maupun tradisi yang sudah hamper punah. karna tradisi merupakan sebuah kekayaan yang di miliki.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar