Recent Coment

Berlangganan

Diberdayakan oleh Blogger.

Affiliates

RSS

Sekian kalinya memar karena sepeda



Beberapa waktu lalu, aku sempat menjadi orang yang nakal…. Aku senang sekali menggunakan sepeda (bukan sepeda motor). Meskipun bukan sepeda motor tapi aku suka sekali ketika ada temankungajak balapan. Jika hal itu terjadi, dengan senang hati aku akan menerima tawaran itu. Meskipun itu hanya main-main/hanya untuk hiburan saja tapi aku tidak pernah ada di urutan belakang.
Suatu ketika, salah satu temanku mengajak aku untuk menemani dia pergi ke rumah kerabatnya untuk mengantarkan barang titipan. Pada saat itu kita lagi seneng-senengnya mengendarai sepeda sehingga aku meminta pada temanku itu untuk pergi kesana bersepeda. Akhirnya kami pergi dengan bersepeda, dalam perjalanan kami melewati jalan yang rumit sekali karena rumah kerabat temanku itu menurutku sangat terpencil.
Ketika dalam perjalanan pulang aku menemukan tanjakan yang begitu membahayakan, saat itu aku dalam keadaan ngebut karena hari sudah malam. Akhirnya aku pun terjatuh di tanjakan itu dan tenganku memar hingga tidak bisa melakukan apa-apa. Ketika dirumah, aku tidak menceritakan hal itu pada orang tuaku karena aku sudah pernah mereka larang ngebut dengan sepeda, namun aku tidak mendengarkan mereka. Apalagi saat itu bulan puasa , dari pada mereka marah lebih baik aku diam… meskipun akhirnya mereka tahu.
Beberapa bulan kemudian, setiap malam ada acara belajar kelompok dirumahguruku karena hampir ujian. Karena semua teman ku menggunakan sepeda jadi aku juga menggunakan sepeda. Pada jam 7 malam tepatnya saat adzan isya’ aku pergi bersama mereka untuk membeli makanan, karena saat itu lagi pada jam istirahat. Dan untuk ke sekian kalinya aku jatuh dari sepeda karena balapan hingga untuk kedua kalinya tangan ku memar dan tidak bisa bernafas sejenak. Semua temanku panik dan membawaku kembali ke rumah guruku.
Setelah aku pikir tangan ku yang memar tepat sekali seperti pada saat jatuh sebelumnya..aku pulang ke rumah dengan merahasiakan semua itu karena pasti mereka marah karena ku sudah melanggar ucapan mereka. Keesokan harinya orang tuaku tahu dan seperti yang aku pikiran semalaman mereka marah itu memang bener. Tapi akhirnya mereka membawa aku ke tukang urut supaya tanganku cepat sembuh.
Dengan kejadian seperti itu aku tidak mau lagi melanggar apa yang orang tuakukatakan , hingga sekarang aku jarang menggunakan sepeda itu. Memarnya tangan hingga tidak bisa melakukan aktivitas sedikit membuat aku jera, apalagi hal itu tidak terjadi hanya sekali melainkan beberapa kali… mungkin jika aku menuruti orang tuaku tidak akan terjadi hal seperti itu. Jadi larangan orang tua bukan hal yang buruk bagi kita , tapi semua itu karena mereka tidak ingin terjadi hal yang tidak di inginkan pada kita dan mereka sayang sama kita.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar