Keberadaan dari
situs makam Islam Asta Tinggi, sudah tidak asing lagi.Ya, peninggalan sejarah
yang menjadi sepenggal bukti dan cikal bakal para penguasa, yang terletak di
Desa Kebonagung, Kecamatan Kota Sumenep, tersebut sudah menjadi bagian yang
tidak bisa dipisahkan, baik itu untuk sekedar wisata religi atau belajar
sejarah kekeuasaan para raja-raja Pulau Madura.
Asta Tinggi yang terletak dari arah
barat daya kawasan kota Sumenep, sesuai dengan namanya yakni Asta yang berarti
Makam dan Tinggi yang berarti terletak di tempat tertinggi. Dalam arti bebas
bermakna, sebuah komplek makam yang terletak di puncak bukit paling tinggi.Yang
lebih menarik, keseluruhan orang yang dimakamkan di Asta Tinggi, merupakan para
raja, baik itu yang memerintah Pulau Madura atau Sumenep. Tidak hanya terbatas
pada kalangan raja, keluarga raja dan para prajurit yang punya ikatan darah
dengan raja, juga dimakamkan di komplek tersebut.
keberadaan situs yang berdiri sekitar
abad ke-16 Masehi tersebut, secara geografis terletak di areal perbukitan,
terjal, dan penuh dengan bebatuan. Namun, masih ada beberapa keajaiban yakni
adanya banyak pepohonan yang tumbuh rindang dan memberikan rasa sejuk,
khususnya bagi para peziarah.
Bila dipandang dari jarak jauh,
kemegahan dari Asta Tinggi mirip sekali dengan keraton. Dari sisi arsitektur
dan hiasan yang ada, menjadi perlambang akan kejayaan kerajaan Sumenep tempo
dulu.Beberapa bagian bangunan yang masih ada, seperti pintu masuk yang ada di
bagian tengah, memilik arsitektur kuat dan hampir sama dengan komplek makam
yang ada di Pulau Jawa. Baik itu dari bentuk cungkup, punden dan ukiran yang
ada di sekitar pintu masuk.
Belum termasuk komplek utama yang berisi
makam para raja Sumenep, dari kejauhan nampak seperti masjid mewah dengan kubah
yang dicat warna hijau. Arsitektur bangunan, sangat kental dengan nuansa Islam,
termasuk juga mayoritas batu nisan yang dipakai.
Asta Tinggi bukan hanya simbol kejayaan
dari penguasa Sumenep terdahulu, tetapi juga sebuah komplek yang punya cita
rasa seni arsitektur yang tak ternilai.Secara garis besar, komplek
Makam Asta Tinggi sendiri dibagi atas dua bagian, yakni sisi barat dan timur,
yang di dalamnya mempunyai beberapa perbadaan corak dan karekter yang cukup
menonjol.
Untuk komplek makam sisi barat, lebih
memiliki pola bangunan khas Jawa Mataram dan memiliki sebanyak tiga kubah. Di
masing-masing kubah tersebut, terdapat beberapa raja yang dimakamkan, seperti
Raden Ayu Mas Ireng, Pengeran Jimat dan Bendara Saud.
Sementara untuk komplek makam sisi
timur, lebih memiliki pola bangunan perpaduan antara Arab, Cina, Eropa dan
Jawa. Selain itu, juga lebih terbuka dan tidak ada cungkup, hanya ada beberapa
makam yang lebih ditinggikan, untuk menandai kalau yang dimakamkan adalah raja.
Adapun yang dimakamkan di sisi timur, antara lain Panembahan Sumolo dan Sultan
Abdurrahman.
Keberadaan komplek Makam Asta Tinggi
sendiri, tidak hanya menjadi sebuah pelajaran dan bagian sejarah yang sangat
berharga. Di sisi lain, juga menjadi lahan untuk mencari nafkah bagi warga
sekitar. Banyak warga yang mendirikan warung, serta berjualan keliling untuk
melayani pengunjung.
0 komentar:
Posting Komentar