Recent Coment

Berlangganan

Diberdayakan oleh Blogger.

Affiliates

RSS

Lika liku Gadis cupu


 Suatu hari, ketika hari masih diselimuti kabut diwarnai kicauan burung yang beragam desa kecil nan hijau itu begitu segar, seorang gadis bernama Inem berkaca mata dan tidak tau tentang trend yang tinggal bersama seorang nenek penjual gorengan nampak begitu senang,,,,’’nek, aku mendapat beasiswa  di sekolah elite di kota itu nek’’ ujar gadis itu…’’tapi nenek takut kamu gak sanggup sekolah disana cu’’ jawab nenek sambil menepuk punggung cucunya.’’Nenek gak usah khawatir aku akan berusaha semampuku supaya bisa membahagiakan nenek, meskipun aku tau mungkin mereka sulit menerima aku seperti yang lain’’ kata Inem.
Keesokan harinya Inem pergi ke sekolah meskipun jaraknya sangat jauh tapi ia berangkat beberapa jam lebih awal supaya tidak terlambat. Ia pergi ke sekolah dengan menggunakan sepeda. Tepat jam 6 pagi ia sampai di sekolah dan dengan ramahnya menyapa setiap anak yang dia temui disana. ‘’ permisi mbak saya mau tanya kelas biologi dimana ya?’’ tanya Inem pada salah satu anak disana namun bukan mendapat jawaban tapi dia malah pergi tanpa ada jawaban sedikitpun. Setelah ia berkeliling mencari kelas biologi akhirnya ia pun menemukannya tapi sayangnya ia tidak menemukan seorang teman pun yang baik sama dia, justru mereka terus terusan mengejek Inem karena menurut mereka Inem adalah anak kampung yang cupu dan gak tau malu sekolah di sana hanya dengan mengandalkan beasiswa. Inem selalu pulang dengan sedih, dia hampir putus asa dengan segala perlakuan teman-temannya di sekolah.
Suatu saat ada seorang siswa baru bernama fitri, ia adalah anak pengusaha terkaya di kota itu namun ia tidak seperti yang lain yang hanya bisa mengejek dan mempermalukan orang lain, dia tidak suka dengan perlakuan teman- temannya pada Inem. Saat jam istirahat ia membawa Inem ke kantin karena ia melihat Inem tidak pernah makan di sekolah karena keterbatasan ekonomi. ‘’fit , maksih ya kamu udah beliin aku makanan!’’ ucap Inem, ‘’udahlah nem, gak usah berlebihan kayak gitu, sebenarnya kenapa sih kamu kok betah di perlakuan kayak gitu ama mereka?’’ tanya fitri, ‘’sebenarnya aku juga udah capek fit, tapi aku gak mau mengecewakan nenek yang sekarang lagi sakit-sakitan, aku betah disini karena ku ingin mencapai cita-citaku dan membahagiakan nenek yang sudah menjaga dan merawatku dari kecil’’ jawab Inem. Sejak saat it fitri selalu membantu inem saat ia lagi kesusahan.
3 tahun sudah inem menjalani semua hambatan yang ada di sekolah itu , namun setelah ia terbebas dari teman-teman yang selalu membenci dan mengejeknya justru ia mendapat masalah yang lebih besar, ia kehilangan sosok nenek yang selalu menyayangi dan menegurnya saat ia salah, nenek yang selalu merawat ia dari kecil dan satu- satunya keluarga yang ia miliki selama ini. Beberapa hari setelah kepergian nenek nya Inem berencana untuk mencari pekerjaan di kota. Namun, ia tak kunjung menemukan lowongan pekerjaan, tepat di depan rumah sakit ia bertemu fitri yang baru keluar dari rumah sakit itu. ‘’Inem …!’’  teriak fitri. ‘’fitri…’’ ujarnya. Mereka pun berbincang-bincang mengenai kehidupan Inem yang di selimuti kesedihan. ‘’aku harus menceritakan ini semua sama papa karena aku tau hanya Inem yang bisa menggantikan posisi aku, mungkin umurku gak lama lagi, aku ingin papa mengadopsi Inem sebagai anak.’’ Kata fitri dalam hati.
Tepat jam 7 malam Fitri menelfon Inem untuk datang kerumahnya, mereka membicarakan inem supaya ia mau tinggal di rumah Fitri dan menganggap orang tua Fitri sebagai orang tuanya.tanpa pikir panjang Inem pun mau menerima tawaran keluarga Fitri dan sejak saat itu mereka tinggal dalam satu rumah. Inem pun di biayai oleh orang tua fitri untuk bersekolah dan mengejar cita-cita yang ia inginkan, mereka menyayangi Inem dengan sepenuh hati. Bebeda dengan Fitri meskipun ia senang melihat keluarga barunya namun ia tak bisa ada bersama mereka, ia lebih dulu pergi meninggalkan mereka semua karena penyakit yang ia derita. “Fit , makasih atas semua yang kamu lakukan sama aku, aku tidak mengira bahwa kamu melakukan ini semua karena kamu akan pergi selamanya, aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu’’. Sambil memegang foto fitri.
Kehidupan inem sekarang begitu bahagia, ia mendapat keluarga yang begitu menyayanginya dan ia juga sudah bisa meraih cita-cita yang dari dulu ia impikan yaitu menjadi seorang dokter. Teman temanya pun yang dulu tidak suka pada inem bahkan mereka sangat membencinya sekarang sudah baik dan menerima inem layaknya yang lain. Ia selalu mengingat kebaikan dan pengorbanan sahabatnya untuk kesuksesan yang ia raih karena ia sadar bahwa yang ia miliki sekarang bukan hanya jerih payah dan kesabaran yang ia lakukan namun juga karena sahabat yang selalu bersamanya dan kekuasan Tuhan yang telah di berikan padanya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar